Ini adalah pengalaman saya dalam proses take over KPR, dilatarbelakangi oleh kekecewaan saya pada Bank B*N yang tidak menurunkan suku bunga KPR saya walaupun sudah lebih dari dua tahun. Sewaktu akad kredit pada akhir Desember 2008 memang terjadi semacam krisis finansial sehingga dolar waktu itu menjadi Rp 12000/ $1, dan suku bunga langsung naik menjadi 15% (sialnya saya; padahal sewaktu saya booking rumah suku bunga adalah 11%). Proses akad kredit berlangsung lancar walaupun saya jadi menggerendeng karena cicilan rumah naik signifikan menjadi Rp 1,7 jtan/ perbulan selama 15 tahun dari 1,4jtan.
Setelah dua tahun saya bertanya pada B*N apakah cicilan saya sudah turun, ternyata hasilnya adalah cicilan saya tetap sama saja (suku bunga saya yang belaku adalah anuitas), padahal sewaktu akad kredit saya diberi tahu oleh petugas banknya jika ada penurunan suku bunga, maka bisa menyesuaikan. Waktu saya tanyakan suku bunga KPR yang berlaku adalah 12-13%, wajar dong berharap ada penurunan, walaupun cuma 200 ribuan.
Akhirnya tahun 2012 saya berketetapan harus mengambil keuntungan dari penurunan suku bunga ini. Begitulah bank, maunya untung, ada kenaikan suku bunga sedikit saja langsung dinaikkan tanpa ada pemberi tahuan jika ada penurunan ogah-ogahan menurunkan cicilan. Proses Take Over KPR yang saya pilih.
Saya akhirnya mentake over ke Bank M**d**i, proses pertama adalah saya menghubungi pihak bank yang akan memberikan loan ini dengan keuntungan apa saja yang saya dapat. Saya mendapatkan bahwa cicilan saya kan tetap sama dengan cicilan di B*N tapi dengan tahun yang dipercepat 2 tahun juga saya malah bisa mendapat kelebihan dana dari proses pengajuan loan tersebut.
Proses pertama menghubungi Bank M**d**i untuk pengajuan take over; lalu melengkapi syarat administrasi, jika sudah saya menghubungi B*N untuk melihat sisa hutang saya untuk diajukan pelunasan dari Bank M**d**i sehingga bisa diambil sertifikat rumah saya. Setelah konfirm saya mengajukan sekian (tentu lebih dari sisa hutang kita di B*N) saya menghubungi Bank M**d**i utk mencairkan dana ke rekening B*N utk pelunasan. Setelah pelunasan di B*N selesai saya membawa sertifikat rumah ke Bank M**d**i utk akad kredit baru seperti sebelumnya di B*N tentu sertifikat rumah kita berpindah ke Bank M**d**i menjadi jaminan di sana.
Saya mendapatkan sisa dana KPR, tahun cicilan yang lebih cepat, dan cicilan sama dengan yang dulu di B*N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar