Kamis, 05 November 2009

Istri Umar Cerewet??

Pada suatu hari Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan
kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki
itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel,
marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar.
Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar
diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki
itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun
lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya
mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.


2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang
sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.


3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.


4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.


5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.


Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.


Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya

Minggu, 01 November 2009

PSSI Datangkan Konsultan Swiss demi Piala Dunia 2022

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi mengontrak Michel Bacchini asal Swiss sebagai konsultan agar Piala Dunia 2022 bisa digelar di sini. Bacchini ini, selain memiliki akses yang bagus di FIFA, pernah menjadi konsultan Maroko untuk Piala Dunia 2010 meski kemudian kalah oleh Afrika Selatan.

Bacchini menandatangani kontrak di Jakarta pada Minggu (1/11). "Seluruh kegiatan bidding (agar menjadi tuan rumah Piala Dunia) tidak bisa dilakukan sendiri oleh PSSI," kata bos PSSI, Nurdin Halid. "Karena itu, kita menggunakan jasa konsultan untuk membantu Indonesia dalam proses bidding ini."

Halid mengatakan Bacchini dinilai mempunyai berbagai syarat yang untuk membantu Indonesia memenangi bidding Piala Dunia 2022. Meski gagal membawa Maroko menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, tapi Bacchini bukannya tidak berkualitas.

"Bachini memang pernah kalah waktu menjadi konsultan bidding Maroko, tapi waktu itu dia hanya kalah tipis 10 melawan 14 suara dari Afrika Selatan untuk bidding Piala Dunia 2010," kata Nurdin.

Ia pernah menjadi Direktur Kompetisi FIFA, Country Director untuk Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang, konsultan program FIFA untuk Piala Dunia 2006, Direktur Tuan Rumah Liga Champion Eropa, dan lain-lain. "Dia punya kualitas dan kemampuan akses yang bagus ke dalam FIFA," tambah Nurdin.

Bacchini sendiri mengatakan Indonesia memiliki potensi untuk memenangi perebutan tuan rumah Piala Dunia 2022. "Saya datang ke sini bukan hanya untuk setor muka. Saya akan kerja keras melakukan berbagai pekerjaan untuk membantu Indonesia memenangi bidding Piala Dunia 2022. Sebagai negara besar Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Saya yakin itu," kata pria berusia 43 tahun yang menyatakan akan tinggal di Indonesia selama satu tahun itu.

Meski infrastrukur untuk menyelenggarakan even sebesar Piala Dunia belum siap, tetapi Bacchini menilai hal itu bukan menjadi hambatan bagi Indonesia. "Ketika Korea dan Jepang memenangkan bidding Piala Dunia 2002, mereka juga belum siap," katanya. "Mereka baru menyiapkan infrastrukur terutama renvasi stadion setelah menang bidding."

Bacchini menambahkan: "Yang penting adalah ada jaminan dari pemerintah bahwa kita akan membangun infrastrukur yang layak.

Mudah-mudahan Indonesia bisa jadi tuan rumah PD2022